Perkembangan Sistem Moneter Internasional

PERKEMBANGAN SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh gejolak ekonomi. Dengan mempelajari pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran timbulnya ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional.

1. Sistem Standar Emas 1870 - 1914
Muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas. Karena perkembangan industri dan perdagangan dunia yang berkembang pada abad 19 serta diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika, maka sistem standar emas dipakai oleh banyak negara hingga Perang Dunia I.
2. Zaman Bretton Woods, 1944 - 1973
Dalam perjanjian Bretton Woods terbentuk dua badan internasional, yaitu International Bank for Recontruction and Development, yang sekarang dikenal dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Sistem kurs valuta asing yang dipakai semula adalah kurs tetap dan tidak memperbolehkan negara anggota melakukan pengawasan devisa (exchange control) kecuali mengalami krisis moneter atau defisit neraca pembayaran yang hebat. Pada masa tersebut dolar merupakan mata uang yang sangat penting dalam lalu lintas pembayaran internasional.
3. Sistem Semenjak 1973
Sejak tahun 1973, sistem moneter internasional merupakan campuran antara kurs tetap dengan kurs berubah-ubah. Mata uang beberapa negara besar berfluktuasi tergantung dari permintaan dan penawaran, dan seringkali penguasa moneter negara tersebut melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi fluktuasi kurs yang berlebihan.

CARA - CARA MELAKUKAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, dapat digunakan beberapa cara, antara lain:
1. Cash
Pembayaran dilakukan dengan menggunakan check/cheque atau bank draft, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir.
2. Open Account
Merupakan kebalikan dari cara cash, yaitu pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau kebijaksanaan importir setelah barang dikirim kepada importir tanpa surat perintah pembayaran serta dokumen-dokumen.
3. Commercial Bill of Exchange
Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft atau trade bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang biasanya disebut trade drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draft dan documentary draft.
4. Letter of Credit
L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait dalam L/C adalah Opener (importir), Issuer (bank yang mengeluarkan L/C), Beneficiary atau penjual (eksportir), dan dalam prakteknya ada satu pihak lagi yaitu Confirming Bank, yaitu bank di negara eksportir.
5. Private Compensation
Adalah penyelesaian pembayaran dengan kompensasi utang piutang tanpa perpindahan mata uang ke negara lain.

sumber : Google

Beras Terus Naik, Bulog Tunggu Instruksi

Harga beras terus naik sejak Desember 2009 hingga kini. Perum Bulog memperkirakan, kenaikan harga akan terus berlanjut hingga Februari. Guna mengantisipasi terus melonjaknya harga beras di pasar, Bulog telah menyiapkan cadangan beras untuk operasi pasar.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Selasa (5/1), mengungkapkan, Perum Bulog sudah mengirimkan surat kepada Menteri Koordinator Perekonomian, Menko Kesejahteraan Rakyat, dan Menteri Perdagangan terkait perkembangan harga beras di pasar domestik dan langkah antisipasi mencegah kenaikan harga beras.

”Saya sudah lapor dan siap melaksanakan operasi pasar beras,” ungkap Sutarto. Menurut dia, berdasarkan analisis harga yang dilakukan Perum Bulog, ada kemiripan pola perkembangan harga beras 2009/2010 dengan tahun 2006/2007.

Pada saat itu, harga beras terus merangkak naik hingga panen raya padi tiba. ”Bedanya, saat itu cadanga n beras pemerintah (CBP) kecil, tetapi sekarang besar,” kata Sutarto.

Beras untuk rakyat miskin

Saat ini CBP di Bulog 518.000 ton. Adapun beras untuk rakyat miskin (raskin) 1,1 juta ton dan dapat memenuhi kebutuhan raskin selama tiga bulan. ”Kami menunggu penugasan dari pemerintah untuk melakukan operasi pasar. Berapa pun jumlah beras yang diminta untuk operasi pasar, Bulog siap memenuhinya,” kata Sutarto.

Musim tanam padi pada musim hujan kali ini ada kemunduran masa tanam setengah hingga satu setengah bulan. Akibatnya, budidaya padi di lahan tadah hujan terganggu.

Di pasar beras grosir Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, harga beras terus naik sejak Desember 2009. Kenaikan harga beras Rp 600-Rp 800 per kilogram.

Nellys Sukidi, pedagang beras di PIBC, menyatakan, saat ini beras IR-64 kualitas 3 seharga Rp 5.600-Rp 5.700 per kg. Pada awal Desember masih Rp 4.800-Rp 4.900 per kg. Beras IR-64 kualitas 2 seharga Rp 5.000-Rp 6.000 per kg, kualitas 1 Rp 6.300-Rp 6.400 per kg. Adapun beras kepala menembus Rp 6.600-Rp 6.700 per kg. Dengan harga beras kualitas 3 Rp 5.600-Rp 5.700 per kg di pasar grosir, sampai di tingkat konsumen mencapai Rp 5.900-Rp 6.000 per kg. ”Pemerintah sudah selayaknya mengambil sikap,” katanya.

Billy Haryanto, pedagang beras lainnya, menyatakan, akibat kenaikan harga beras yang tidak wajar, permintaan beras antarpulau jadi menurun drastis.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, selaku pengelola PIBC, Sjamsul Hilataha menyatakan, stok beras di PIBC masih tinggi, yakni 20.000-35.000 ton.

sumber:JAKARTA, KOMPAS.com